Ahmad bin Isa al Kharraz, atau
lebih dikenal dengan nama kunyahnya Abu Said al Kharraz adalah seorang sufi
yang tinggal di Baghdad pada abad 3 hijriah, wafat
pada tahun 277 H atau 890 M. Suatu ketika ia melakukan perjalanan melintasi padang pasir, dan tiba di kota Kufah dalam keadaan lapar. Seketika ia
teringat temannya di kota
itu bernama Al Jarari, yang mempunyai kedai makanan. Langsung saja ia
melangkahkan kaki menuju ke rumahnya, tetapi ternyata Al Jarari sedang keluar.
Tidak jauh dari kedai itu ada sebuah surau, maka Abu Said memutuskan untuk
menunggu temannya di sana .
Ketika melangkah masuk ke dalam surau
itu, ia berkata : Bismillaahirrahmaanirrahiim, Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin,
wa salaamun ‘alainaa wa’alaa ‘ibaadillahil mutawakkiliin
Makna dari ucapannya itu adalah :
Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang, segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam, salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang
bertawakkal
Setelah shalat seperlunya, ia duduk
berdzikir sambil sesekali menengok ke kedai kalau-kalau Al Jarari telah datang.
Tetapi tidak lama kemudian datang seseorang yang tidak dikenalnya masuk ke
surau dengan berkata, “Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, Subhaana man akhlil
ardhi minal mutawakiliin, wa salaamun ‘alainaa wa’alaa jamii’il kaadzibiin…”
Makna dari ucapannya itu adalah :
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Suci (Allah) yang telah
mengosongkan bumi dari orang-orang yang bertawakkal, salam sejahtera atas kami
dan atas orang-orang yang berdusta.
Tentu saja Abu Said terkejut dengan
ucapannya itu, yang jelas-jelas menyindir dirinya. Tetapi belum sempat ia
berkata apa-apa, lelaki itu berkata lagi, “Wahai Abu Said yang mengaku
tawakkal, tawakkal itu apabila engkau berada di padang
pasir atau di bukit dan pegunungan, bukan di dalam kota sambil menanti datangnya Al Jarari…”
Abu Said berusaha menengok untuk melihat lebih jelas siapa lelaki itu,
tetapi ternyata ia tidak mendapati seorangpun di dalam surau itu kecuali
dirinya sendiri. Segera saja ia tersadar kalau ia telah melakukan kesalahan
saat pertama kali memasuki surau itu, dan ia menangis penuh penyesalan sambil
mulutnya tidak lepas dari ucapan istighfar kepada Allah.
Note:ahq120
Tidak ada komentar:
Posting Komentar